Selasa, 06 Oktober 2009

Bersyukur dan terus Bersyukur

Udah lama banget ga nulis apa-apa disini. Banyak yang udah terjadi dan terlewati di kehidupan saya. Ups and downs...Terus terang, 2,5 bulan ke belakang adalah saat-saat terberat di kehidupan keluarga kami, khususnya saya dan suami. Cobaan bertubi-tubi menghampiri kami. Apa permasalahannya ga perlu saya ceritain disini. Cuma, saya merasa, saat itu, fase terberat yang harus saya dan suami jalani selama kami berumah tangga. Otomatis, pikiran, konsentrasi dan fokus saya banyak tercurah disini. Saya mengumpulkan semua kekuatan, keikhlasan, kesabaran, kepercayaan (kepada Allah SWT) untuk menghadapinya. Karena semua itu adalah modal saya untuk tetap bisa menjadi istri dan ibu yang stabil buat suami yg betul-betul butuh support saya dan anak-anak saya, yg pastinya mereka ga ngerti apa yang sedang terjadi.
Dalam menghadapi semua permasalahan ini, Ramadhan datang, menjadi waktu yang sangat tepat buat kami untuk lebih ikhlas, sabar dan pasrah. Kami yakin, Allah tidak akan memberi cobaan kepada hamba-Nya di luar kemampuan hamba tersebut. Otomatis, adanya masalah di dalam keluarga, mempengaruhi laju bisnis Oriflame saya. Oriflame tetap saya jalani, tapi agak 'menurunkan' speed-nya. Karena, hidup saya ini ada prioritasnya, sampai kapanpun, prioritas utama tetap keluarga, yaitu suami dan ke3 anak saya. Tapi saya tetap menjalankan bisnis ini semampu saya *terutama dalam keadaan berat itu* dan selalu berdoa mohon kepada Allah supaya bisnis Oriflame saya bisa tetap berjalan lancar.
Singkat cerita, ditengah kepasrahan dan keikhlasan, Allah menunjukkan kuasa-Nya. Berangsur-angsur, pelan tapi pasti, masalah terselesaikan satu persatu. Terutama setelah Lebaran ini, Allah betul-betul memberi yang terbaik (Insya Allah) buat keluarga kami dan buat bisnis Oriflame saya. Saking banyak mengurusi masalah yang ada, belum lagi ditinggal para asisten selama 2 minggu, mengurus anak-anak dan segala tetek bengeknya, travelling bolak balik Bandung-Jakarta, membuat saya lupa untuk cek-cek poin. Akhirnya, baru tadi malam (tgl 30 Sep) saya cek poin saya. Subhanallah, poin saya luber hampir 12ribu...Alhamdulillah ya Allah, saya lolos lagi kualifikasi bulan ke 4 untuk menjadi Director. Tinggal 2 bulan lagi, saya yakin, saya bisa mencapainya...Ga henti-hentinya saya mensyukuri semua yang Allah kasih buat saya dan keluarga, terutama hari ini, buat bisnis Oriflame saya.
Setiap orang punya cara untuk bagaimana menjalankan bisnis ini. Saya ga mau ngoyo, apalagi ngotot dalam menjalaninya. Tapi saya punya niat kuat untuk menekuninya, untuk tetap konsisten menjalaninya, tanpa melupakan apa yang seharusnya menjadi kewajiban dan prioritas kehidupan pribadi saya. Saat ini saya sedang merasakan betapa indahnya merasakan nikmat dari pekerjaan yang diridhoi oleh suami, anak-anak dan saya sendiri sangat menikmati pekerjaannya. Bersyukur banget dikasih kesempatan jalanin Oriflame ini, bersyukur banget bisa tetap punya penghasilan sendiri sambil menjalankan peran optimal sebagai istri dan ibu (di segala kondisi kehidupan). Semua yang Allah kasih untuk saya di dalam bisnis Oriflame ini, membuat saya makin yakin dan mantap untuk tetap menjalankannya. Insya Allah berkah untuk saya dan keluarga...
Amiin..

Senin, 27 Juli 2009

GANK

Entah kenapa, dari kecil, saya selalu mencari komunitas yang satu frekwensi, yang cocok dan punya something in common. Terus kalo udah gitu, kita bikin gank deh :P

Waktu SD, saya punya dua orang sahabat, Tari dan Maya. Saya bisa dekat sama mereka, karena kita sama2 suka baca, terutama karya2 Astrid Lindgren dan Enyd Blyton, seneng juga cerita-cerita detektif kaya STOP dan Hockay Collins dan Amy Amanda Adams. Kita sering tuker-tukeran novel, menghayal kita jadi salah satu tokoh di dalam cerita itu. Terus, kita bertiga bikin majalah pura-pura, nama majalahnya RINAYA (Tari Nina Maya, hehe..ga kreatif ya). Kita bikin artikel tentang teman2 kita, terus foto sampulnya teman2 cowo yang pinter-pinter...duh, masih SD juga, ga liat yang ganteng, tapi yang pinter. Majalah itu hanya dikonsumsi sama gank kita bertiga itu, kikikikik...

Terus SMP, saya punya teman dekat 7 orang (Nina, Rini, Tari, Acha, Ulfah, Mida, Vita) dan kita bikin gank namanya "Silly n Rebel"...hihihi..norak abisss Sok iye banget. Kita deket krn sama2 suka NKOTB, Milli Vanili (dan sama2 nangis bareng pas tau selama itu mereka nyanyi lipsync :P) dan kita seneng pergi bareng2, les matematika bareng, pacaran bareng, hihihihi...ABG, kalo sekarang liat anak2 SMP nge gank, sebelnya minta ampun ya?

Lanjut SMA, punya sahabat lagi, namanya Anggie. Kita dekeett banget berdua, sama-sama kepengen jadi psikolog. Nge-gank sih cuma berdua, kemana2 berdua, dijutekin abis dan digencet sama kaka kelas berdua juga, jadi pegurus OSIS berdua, saya bendaharanya dan Anggie wakilnya. Saking deketnya, kita punya diary berdua, seandainya waktu itu udah ada blekberi, mungkin kita ga perlu punya diary, bbm-an aja kali ngga? :P
Anggie sukses mewujudkan cita-cita menjadi psikolog. Saya, yang emang pengen cepet cari duit, akhirnya memilih ambil kuliah di Tarakanita jurusan Sekretaris.

Buat saya, gank itu membuat saya lebih semangat menjalankan hidup, karena kita punya temen yang seide, seirama, sepikiran...

Naah, pas saya gabung Oriflame ini, saya baru tau kalo disini ada gank-ganknya juga. Dan saya sangat senang dan bersyukur diajak sama ketua gank BOSS family. Jaringan yang punya support system all out banget untuk para anggotanya. Ada trening, milis, BOP, belum lagi dipersenjatai sama flyer yang keren. Bangga deh bisa jadi anggota gank a.k.a BOSS family ini.

Apalagi waktu seminar manager kemarin. Setiap gank kan pake seragam kebangsaannya sendiri. Kita, para BOSSes, pake kaos merah, keliatan kompak banget. Ga cuma kompak karena seragam, para anggota disini juga saling support, saling menyemangati. Saling menghargai sesama cross line. Pokonya seruuuwww, senang, bangga sekali bisa bergabung di gank BOSS family :)

Membuat saya selalu bersemangat, selalu berpikiran positif, berani bermimpi lebih tinggi dan punya keyakinan tinggi kalo saya bisa sukses di bisnis ini.

Dari semua 'gank' yang dimana saya pernah jadi anggotanya, gank BOSS Family lah yang paling berarti buat hidup saya. Bukan berarti anggota gank masa kecil saya tidak berarti, biar gimanapun, mereka pernah ada dalam hidup saya. Dan saya akan membuat mereka tetap ada di hati saya dengan mengajak mereka bergabung Oriflame di BOSS Family. Yang sudah menjadi tim di personal grup saya adalah Rini (temen gank Silly&Rebel jaman SMP, dan Anggie (temen gank jaman SMA). Dan, sekarang saya mau contact mereka lagi, buat gabung di gank yang lebih keren dan menghasilkan duid. Cihuuyyy!!

Sabtu, 25 Juli 2009

Anggap Aja Saya Sedang Kuliah Lagi...

Tahun 2000 saya bekerja di salah satu BUMN sebagai Sekretaris Direksi. Saat itu pendidikan saya hanya D3 Sekretaris (lulusan Tarakanita). Di BUMN itu, kalo mau naik jabatan atau punya posisi lebih tinggi, ngga cukup cuma D3 aja. Saat itu saya berfikir, ga mau ah cuma jadi sekretaris bertahun-tahun. Akhirnya, saya melanjutkan kuliah saya dengan mengambil extension di London School of Public Relations. Saya kuliah sambil bekerja. Pagi sampe sore, bekerja. Malam kuliah, begitu terus selama hampir 3 tahun. Capeeek banget rasanya. Belum lagi pengorbanan waktu. Hampir ga punya waktu untuk diri sendiri, yang ditunggu-tunggu cuma weekend. Setelah selesai kuliah, saya malah berhenti bekerja di BUMN tersebut. Boro-boro mau mengabdikan diri meraih posisi yang lebih tinggi seperti rencana awalnya. Setiap bekerja, motivasi saya hanya satu: uang *we're living in the material world, rite?*. Saya bekerja untuk uang. Saya berfikir saat itu, posisi lebih tinggi maka uang lebih banyak.
Keluar dari BUMN tersebut, saya mendapat tawaran untuk membantu mengelola sebuah Production House bersama dua orang teman lama saya. Kenapa saya mau? Karena mereka membayar saya jauh lebih tinggi dari gaji saya sebagai Sekretaris Direksi di BUMN. Tapi pekerjaan juga jauh lebih berat dari Sekretaris. Lebih ke tanggung jawab moral. Mereka membayar saya lebih, dengan harapan saya bisa memberi lebih kepada perusahaan tersebut pastinya. Tapi, lagi-lagi saya tahu, kalo mau sesuatu yang lebih, memang harus ada pengorbanan. Pulang lebih malam, tanggung jawab lebih besar, kepala yang lebih pening, waktu yang semakin sempit untuk diri sendiri. Saya hanya bertahan setahun, karena saya hamil, setelah menunggu selama 5 tahun. Ga mau ambil resiko, karena ini kehamilan yang amat sangat saya tunggu-tunggu, saya resign dari pekerjaan tersebut.
Waktu berjalan sangat cepat, ternyata Allah mempercayakan 3 anak lahir dari rahim saya setiap tahunnya. Bulat sudah ngga mau kembali ke dunia kantor, karena punya amanah yang harus saya jaga. Tapi keinginan cari uang, teteeep membara.
Sekarang ini, saya cuma ngejalanin bisnis Oriflame untuk menghasilkan uang. Saya mengkondisikan diri saya seperti waktu saya sedang kuliah lagi. Saya mesti mengorbankan hal-hal sama seperti waktu kuliah, tapi bedanya di Oriflame, saya bisa atur sesuai dengan kondisi saya saat ini. Ibu Rumah Tangga, dengan 2 anak balita dan 1 bayi.
- Waktu
Kalo semasa kuliah, jadwalnya sudah dibuat oleh kampus. Jamnya jelas, saya mesti hadir di kelas sesuai jadwal yang ada. Di bisnis ini, saya yang mengatur jadwalnya. Jadwal untuk prospek, untuk trening dan untuk follow up serta pembinaan tim di personal grup saya. Pernah ada salah seorang teman saya bilang "elo tuh bisnis oriflame, waktunya sama aja kaya orang kerja kantoran, tiaapp hari keluar untuk prospek". Langsung saya jawab "siapa bilang sama? gue emang hampir tiap hari keluar rumah untuk prospek. Tapi semua gue jalanin setelah gue kasih makan bayi gue, sarapan sama kedua anak gue yang lebih besar, dan anter jemput mereka sekolah. Setelah itu semua beres, baru deh gw keluar prospek. Jelas sangat berbeda sama jadwal kalo gue kerja kantoran ;)"
- Hadir di kelas
Ini mah wajib selama kuliah kalo mau lulus. Disini juga, hadir di kelas trening tiap Sabtu bikin kita naik level :). Begitu juga hadir di BOP yang cuma sebulan sekali, nambah nilai semangat...
- Uang
Biaya kuliah, diktat, modul, ongkos ke kampus, mau ga mau harus kita keluarin, yang nilainya pasti ngga mungkin kecil. Kalo disini semua bisa kita atur, walaupun pasti tetep harus keluar uang *namanya juga bisnis, anggap aja modal* untuk ongkos prospek, beli katalog, flyer, dan lain-lain, tapi jumlahnya masih sangat terjangkau dibandingkan hasilnya.
- Fokus dan Komit
Kalo kita udah ambil satu jurusan kuliah, ga mungkin di tengah jalan kita ganti. Cape banget deh, kapan lulusnya kalo gitu? Begitu juga jalanin bisnis ini. Ahamdulillah saya mah fokus dan komit bener, cuma mau jalanin Oriflame. Biar banyak yang nawarin ini, itu..malah ada beberapa anggota keluarga saya yang jalanin MLM lain...saya mah tertarik aja ngga. Karena saya tahu, bisnis Multi Level Marketing itu cuma ada dua, Oriflame dan Bukan Oriflame..jadi yang jelas-jelas aja deh...
Dannn..dari analogi yang saya bikin ini, antara kuliah sama jalanin Oriflame ada yang sama, yaitu HASILnya. Kalo kuliah lagi saya akan dapet gelar MM..begitu juga di Oriflame, saya akan dapet MM, yaitu More Money...:)

Minggu, 05 Juli 2009

Seminar Manager Oriflame

Biasanya kalau hari Sabtu atau Minggu udah sibuk cari-cari kegiatan sama anak-anak. Apalagi ini kan liburan. Tapi hari Sabtu ini, bener-bener beda, saya semangat sekali untuk menghadiri Seminar Managernya Oriflame, karena ini kesempatan saya yang pertama dapet ‘hadiah’ dari Oriflame, Seminar Manager di Gran Melia Hotel.

Saya ga akan cerita gimana detilnya Seminar Manager itu sendiri, saya mau berbagi apa yang saya dapat dari Seminar Manager kemarin.

Ini niiih:
- Tidur di hotel berbintang, sebenernya sering, tapi kok kali ini seneng banget, soalnya oriflame yang bayar :). Oriflame kasih hotel buat para Manajernya bukan hotel ecek-ecek, tapi kita diinepin di Grand Melia dan Park Lane (saking banyak banget Oriflame bawa para peserta seminarnya, sampe mesti ada 2 hotel untuk menampung para Manajer Oriflame). Selama kita nginep disana juga, kita disediain sarapan, makan siang, makan malam dan coffee break (ya iyalahhh…) dan semuanya gratisss untuk kita…

- Motivasi luar biasa dari speaker (Tommy Swaira) dan para leader Oriflame. Mendengarkan mereka betul-betul membakar semangat dan membuat saya langsung pengeeeeennn seperti mereka yang ada di jajaran Top 15 Oriflame Indonesia.

- Acara yang spektakuler, seru dan luar biasa…beneran. Saya sampe merinding berada di dalamnya. Bagus banget semua acaranya. Rundownnya rapi, detil, heboh. Dari acara seminarnya sendiri, sampe acara Party D’Orange-nya. Belum lagi goody bag-nya kereeenn!!

Saya merasa Oriflame betul-betul menghargai saya sebagai konsultannya. Padahal kalo dipikir-pikir, saya ini kan bisa dibilang tidak terikat kontrak khusus sama Oriflame. Yang saya jalani ini murni karena komitmen untuk diri saya sendiri. Tapi coba liat apa yang oriflame kasih…bener-bener kaya dan bonafid banget nih perusahaan, rugiii banget kalo yang ngga ikutan bergabung untuk jalanin bisnisnya.

Setelah banyak sekali hal yang saya dapat di Seminar Manager kemarin, rasanya langsung hilang rasa capek prospek sana sini sebelumnya (karena minggu ini bener-bener full jadwalnya), hilang rasa kesal ditolak orang, hilang keraguan dalam menjalankan bisnis ini. Karena saya tahu, oriflame akan sangat menghargai semua usaha saya, menghargai semua pencapaian saya, membayar semua komitmen dan kerja keras saya.

Yang ada, saya akan lebih kencang lagi jalaninnya, karena saya tau, rewards selain uang yang jauuuhhh lebih keren, lebih asyik, lebih seru dari Seminar Manager kemarin bisa saya dapatkan.
Stockholm…I’m coming….:)
YES U CAN!!

Jumat, 03 Juli 2009

Bukan Hanya Uang yang Saya Dapat di Bisnis Ini







Alhamdulillah, akhirnya di bulan Juni 2009 saya nyampe di level 21%, Senior Manager!! Seneeeengg banget, antara percaya ga percaya. Tambah yakin banget untuk ngejalanin bisnis ini. Semakin saya meraih pencapaian-pencapaian baru di bisnis ini, semakin saya merasa bersyukur banget dikenalin dan diajak bergabung di bisnis ini sama Teh Thia. Makasiiih banget ya Teeh

Baru 2 hari jadi SM, ada banyaakkk banget hal-hal menyenangkan dan sangat positif yang saya dapet. Mau tahu apa?

1. Meeting dengan BOSSes
Saya datang agak telat, karena disibukkin sama urusan blazer item yang tiba-tiba ga enak banget dipakenya. Teh Thia sms, harus datang jam 10 di Bulungan dan pake hitam-hitam (blazer). Pas mau pake, nah lo...di bagian lengan kok sakit, sempet bingung, ini badan yang menggemuk dengan ngga sopannya atau bajunya yang mengkeret? Setelah diliat-liat, ternyata emang itu bukan blazer saya, tapi blazer Devi, yang ketuker waktu datang ke BOP kemaren…hhhhhh..ada-ada aja. Tapi karena bener-bener udah ga punya blazer lain, dipake juga deh tuh blazer yang agak-agak ketat di lengan saya.
Balik lagi ke meeting dengan BOSSes, saya agak malu waktu datang, semua udah pada kumpul, gimana sih, SM baru, kok telat. Tapi ga mungkin lah saya cerita insiden blazer itu, (tapi saya bbm-in Teh Thia tentang ini). Tapi untungnya para BOSSes tuh ramah-ramah banget, semua senyum dan welcome waktu saya datang. Bergabunglah saya meeting dengan mereka. Rasanya: sueneeenngg banget. Dari dulu kalo datang ke BOP atau acara-acara trening yang diadain BOSS Family, pengen banget jadi salah satu diantara yang pake seragam itu. Keren gitu liatnya. Kompak, ketauan deh, pasti uangnya jut-jut :P karena kan minimal levelnya harus 21% (Senior Manager). Selalu berfikir “duuh kapan ya, saya ada di jajaran itu?” Dan, hari itu saya ada diantara mereka dan sudah menjadi bagian dari mereka. Beneran deh, senangnya ngga terkira. Semua agenda meeting saya ikutin dengan baik, saya simak, pengen rasanya kasih kontribusi besar untuk kemajuan jaringan ini.

2. Share dengan Tim Oriflame dari negara Iran
Di penghujung meeting BOSSes, tiba-tiba ada rombongan Tim Oriflame dari Negara Iran masuk keruangan Eclat, tempat kita meeting. Mereka datang ke Indonesia untuk sharing bagaimana ngejalanin Oriflame. Mereka yang datang dari Iran, levelnya Saphire Director up, masih muda-muda. Bahkan Diamond Director mereka baru berumur 26 tahun..glek!!
Saya senaaanng banget dapet kesempatan ini. Karena dari dulu, dari saya kecil, saya emang senang berhubungan sama orang ‘luar negeri’, asik gitu kayanya kalo punya kenalan di luar Indonesia. Pengen tau culture mereka, kebiasaan-kebiasaannya. Menurut saya it’s interesting. Pernah nih ya, waktu SD saya karya wisata ke Monas, pas lagi ngantri lift yang suka macet itu, saya liat ada beberapa bule, duuh..pengeeeenn banget rasanya saya ngobrol. Pengen tau apa yang ada di pikiran mereka tentang Monas. Tapi saya takut, karena Bahasa Inggris jaman SD kan masih terbatas, walopun saya rajin mantengin acara belajar bahasa Inggris bersama Anton Hilman di TVRI waktu itu, tetep aja ga jago. Jadi saya Cuma bisa senyum2 aja sama si bule2 itu sambil ga tau mau ngomong apa.
Terus, waktu SMA, kaka saya ikutan AFS, pertukaran pelajar ke Jepang. Saya yang seneng gitu, semangat dengerin cerita dia dan liat foto2nya selama di Negara Sakura itu. Beberapa tahun kemudian, kaka saya dapet kesempatan untuk ‘menampung’ mahasiswa2 Jepang yang homestay di Indonesia. Saat itu kaka saya udah bekerja kantoran, jadi ga ada waktu untuk nemenin si mahasiswa2 Jepang ini jalan2., akhirnya dia kasih saya tugas menemani mereka selama di Indonesia. Haiyah…seneng banget, saya anteerr kemanapun mereka pergi, sambil tetep pengen tau gimana kehidupan anak muda di Jepang sana. Pas bahasa Inggris saya udah lumayan, paling ngga berani komunikasi, eh si Jepang ini bahasa Inggrisnya pas-pasan. Jadi..gitu deh, lebih sering pake bahasa isyarat :D
Tahun lalu saya menerima tawaran mengajar expatriate, bossnya temen saya, yang seorang sekretaris CEO disalah satu perusahaan multinasional. Selama saya mengajar, yang ada saya banyak nanya-nanya tentang bagaimana negara asalnya dia (Inggris). Setiap sesi, saya suruh si bule bercerita. Selama dia cerita, bikin saya bener-bener pengen datang ke Inggris…hihihihihi..
Kembali ke Tim Oriflame dari Iran tadi, jadi kita, BOSSes dapet kesempatan untuk tanya jawab tentang bagaimana strategi konsultan-konsultan Iran dalam menjalankan bisnis ini. Secara Oriflame di Iran baru seumur jagung, tapi yang datang kemarin levelnya Saphire Director up. Bagaimana mereka menghadapi masalah barang kosong, seperti Juni lalu yang Oriflame Indonesia alamin. Jadi mereka ga focus sama barang yang kosong, tapi mereka memaksimalkan promo di barang-barang yang slow moving. Terus mereka juga tanya-tanya kenapa seragam BOSSes warnanya orange, menurut mommy Meuthia, orange itu fresh, selalu segar. Kalo menurut saya, orange itu flame (api), menggambarkan semangat kita yang membara, taelaa…Walaupun saya ga nanya langsung, tapi seneng banget bisa share sama mereka. Langsung deh energi positif masuk ke tubuh saya, dan saya makin semangat!!

3. LC Meeting @ Hotel Flora, Kemang
Dihari yang sama, jam 2 siang, ada acara LC Meeting Oriflame yang diadain setiap awal bulan. Kata Teh Tia, BOSSes sebaiknya datang, karena akan ada banyak info baru untuk bulan ini. Oke, saya udah mempersiapkan diri untuk meeting lagi. Ternyata, pas sampe di Hotel Flora, kemang, acaranya rame banget, bukan meeting-meeting serius gitu. Tapi kaya BOP, dengan format yang lebih seru, rame, dengan musik-musik penuh semangat. Dan..yang saya ngga nyangka, ternyata ada rekognisi new achiever bulan Juni. Saya dan Mba Wiwi, dari Boss Family, termasuk di dalamnya. Karena ngga siap, saya kaget bangeet. Tapi seneng, dipanggil namanya, maju ke panggung, diselamatin sama Ted Boman. Disini, level Senior Manager itu level paling cimot, karena ada beberapa New Achiever juga yang direkognisi. Ada diamond Director, ada Double Diamond Director juga….srlurppp..pokoknya bonusnya, cash rewardnya, bonus mobilnya (bisa milih warna lagi) bikin saya ngileeerr..dan langsung ngebayangin ngga lama dari sekarang, pasti saya yang direkognisi jadi Diamond Director. Amin ya Allah!
4. Prospek
Hari yang sama pula, saya ada janji sama Mbak Anty, salah satu donlen luar biasa saya dari personal grupnya Yonna. Walaupun cape, karena dari pagi, saya marathon ada beberapa acara, tapi saya tetap datang ke Senayan City untuk Bantu dia prospek temannya. Teh Thia mau menemani saya, wuiiihhh..tambah senang dan semangat. Jam 18.30 kita ketemu sama Mbak Anty dan temennya, Tike. Biasa, cerita-cerita tentang bisnis ini, itu bagian Teh Thia. Tike tertarik, tanya gimana caranya. Yuukk..marii sini saya ajarin sistemnya, bagian saya deh jelasin system ke dia. Ga usah pake mikir lama, langsung closing, join…Tapi so far, kalo bantu Mbak Anty emang selalu closing, karena Mbak Anty bilang, kalo gue prospek, itu ‘untolakable’. Heheheh..bisa aja si Mbak anty, tapi emang dibuktiin sih, dia emang punya banyak tim yang solid. Heyybaatt deeh..Dapet lagi aura positif dan tambah semangattt banget. Apalagi ngga lama, Teh Thia kasih kabar, kalo nama aku untuk Seminar Manager besok harinya ada di Gran Melia. Whuaaa…seneeengg banget. Ga sabar rasanya nunggu besok…


Alhamdulillah, hari ini mendapat banyaaaak sekali energi positif, semangat baru, bener-bener battere fully charged. Bersyukur dan terus bersyukur, ternyata Oriflame ga cuma kasih saya uang lebih…

Senin, 27 April 2009

Kenapa Ngejalanin Oriflame?


Akhir-akhir ini sering banget pertanyaan itu diajukan kepada saya. Dari teman-teman, kerabat waktu arisan keluarga, dan yang paling sering tentunya orang yang saya prospek.

- Rini: "gue bingung, kok elo mau sih jalanin Oriflame? kan produknya gitu deeh..." *saya ga ngerti maksud gitu deh-nya dia apa*

- Vita: "waktu liat status-status elo di FB, gue heran, kok elo jalanin oriflame sih? Emangnya dari Suar (suami saya-red) ga cukup?"

- Evi (sepupu): "kenapa sih Teh, kok ngejalanin Oriflame?"

- Butet: "Kok oriflame-an sih Nin, bukannya suami kerja di perusahaan minyak?" *so what gitu lwooh?*

Masih banyak pertanyaan serupa yang kurang lebih maksutnya sama. Kenapa saya ngejalanin Oriflame?

Okee, saya cerita dulu ya, sedikit aja tentang diri saya *narsis*. Sekarang ini saya full time mom buat ke-3 anak saya, 2 balita dan 1 baby. Sebelum punya anak, saya pernah bekerja sebagai Asisten Produser di salah satu Production House, sebagai sekretaris di salah dua perusahaan swasta, sebagai sekretaris Direksi di salah satu BUMN, dan balik lagi ke Prroduction House sebagai Producer merangkap Managing Director perusahaan tersebut.

Saya berhenti bekerja karena hamil dan punya anak, setelah menunggu selama 5 tahun pernikahan. Selain itu, keputusan saya untuk tidak kembali bekerja kantoran karena kondisi pekerjaan suami saya, yang on-off berada di antara anak-anak saya. Selama saya menjadi full time mom, bukan berarti saya tidak mempunyai kegiatan selain mengurus anak, suami dan rumah tangga. Saya kerap menjadi freelance partner untuk PH yang dikelola oleh teman-teman saya semasa saya bekerja dulu, beberapa kali juga menjadi freelancer di Event Organizer. Selain itu, saya juga menjadi guru privat Bahasa Indonesia bagi penutur asing. Dan yang selalu saya kerjakan, dan amat sangat saya nikmati, dari SMA hingga kini adalah sebagai 'home baker', saya menerima pesanan kue.

Pada dasarnya saya ini orang yang ngga betah dirumah, sangat suka pergi, seneng sibuk, ngga bisa ngerjain hal yang monoton dan saya juga sangat suka berteman dan bertem orang-orang *teman-teman lama,maupun orang baru di kehidupan saya*. Makanya saya ngga bisa cuma 'bertitel' full time mom, dan bener-bener ngerjain semua tetek bengek suami, anak dan rumah. Bisa stress dan mati berdiri :P Daaannn, yang ngga kalah penting, saya ini doyan belanja, doyan ngopi sambil ngobrol-ngobrol, doyan makan enak, doyan jalan-jalan di dalam dan luar kota *cita-cita pengen banget bisa keliling dunia*, doyan beli barang-barang lucu buat anak-anak saya *eh itu mah sama ya..doyan belanja :)* Dan, kedoyanan saya semua ini butuh yang namanya UANG. Jadi, saya pasti semangat ngerjain hal-hal yang menghasilkan uang (seperti kerjaan-kerjaan yang saya sebut diatas). Lho, seperti kata teman-teman dekat saya: "emang gaji suami kurang? ga cukup? masih aja nyari-nyari uang?". Alhamdulillah, suami saya punya pekerjaan yang baik, sangat baik juga tentu uangnya *hehe, maaf narsis lagi". Paling tidak, lebih dari cukup untuk mensejahterakan saya dan ketiga anak saya dengan hal-hal yang sesuai dengan keinginan kami (bukan lagi kebutuhan). Tapi kan kurang bijak juga *ehem..!* kalo untuk memenuhi "kebutuhan" saya yang lebay di atas tadi keseringan pake uang suami. Biarlah beliau kerja untuk kehidupan kami sekarang dan dan yang terbaik untuk anak-anak kami yang utamanya.

Sampai pada suatu hari saya ditawari bisnis Oriflame ini sama seseorang yang luar biasa, upline saya, Meuthia Rizki, yang notebene keponakan suami saya. *sstt..dia ini levelnya Diamond Director, penghasilan ga kurang dari 40 juta perbulan* dan beliau menjalankan ini sudah 4 tahun. Saya berfikir, hiks, umur anak saya yang pertama hampir 4 tahun, kenapa yang saya kerjakan selama itu tidak menghasilkan seperti yang dia hasilkan? Akhirnya saya bergabung, awalnya saya bergabung, jujur, untuk mencari kegiatan (dan uang tentunya) - karena kegiatan pribadi saya ujung-ujungnya cuma 2 hal: earning or spending money, dan saya mau kedua-duanya seimbang, earn hard, spend hard, halah!! Saya ngejalanin Oriflame ini dengan easy dan fun. Karena kerjaannya 'cuma' ketemu orang, ngobrol dan cerita tentang bisnis ini, closing. Udaahh..gitu doang. Asiik banget deh, itu kan saya banget. Ya jalan-jalannya, ya ketemu orang-orangnya, ya cerita-ceritanya. Eh, awal bulan ada transferan dari Oriflame yang masuk ke rekening. Duuuhh...senang di hati..:)

Jadi kalo awal-awal saya menjalankan ini ada yang tanya, akan saya jawab: untuk mengisi waktu luang sambil Alhamdulillah dapet uang.

Tapi lama kelamaan saya mulai menyadari dan ingin serius menjalankannya. Karena hanya di bisnis ini saya mendapat HUGE PACKAGE. Selain dua hal yang saya sebut diatas, saya juga mendapat banyak teman baru dan semangat baru. Karena yang kita perlukan di bisnis ini yang utama adalah PEOPLE, jadi mau ga mau saya juga jadi punya banyak teman, terutama teman satu tim. Senangnya, yang mikirin dan doain bisnis kita ini bukan hanya kita sendiri, tapi juga orang-orang dalam tim kita yang jumlahnya banyaakk bangeedd...

Semakin lama saya menjalani bisnis ini juga membuat saya mempunyai wawasan yang lebih luas dan ilmu-ilmu dalam pengembangan diri, karena disini banyak trening pembinaan. Dari beberapa trening pembinaan yang saya ikuti, semuanya memberikan hasil yang sangat positif untuk diri saya. Jadi saya ga cuma melulu mikirin urusan domestik yang ga bisa dipungkiri membuat stress. Saya menjadi lebih bersemangat, percaya diri dan tetap rendah hati....beneran...*wink..wink*

Walaupun saya full dan fokus menjalankan bisnis ini, tapi saya tetap mempunyai kebebasan waktu. It's the most important thing, karena biar bagaimanapun, sesibuk-sibuknya saya, tetap prioritas waktu saya adalah untuk ke-3 anak saya. Prinsip saya, the best I can give to my children adalah LOVE and TIME. Saya tetap bisa mengurus mereka di pagi hari, mengantar dan menjemput sekolah, menemani bermain di sela-sela jadwal prospek, dan memberikan ASI Ekslusif buat baby saya. Cerita tentang effort saya dalam memberikan ASI Ekslusif nanti di chapter yang lain :

Saya ini orangnya spontan, jarang sekali punya plan matang. Apa yang saya jalani sekarang, karena saya mikir untuk sekarang. Tapi mempunyai 3 anak, memaksa saya untuk hidup yang lebih terencana, terutama masalah keuangan. Ga menutup mata juga dengan adanya krisis global sekarang, yang mungkin nantinya akan memberi dampak kurang baik untuk financial keluarga kecil saya. Mengingat, banyak banget pensiun dini, dirumahkan, PHK, apapun itu namanya, yang terjadi pada orang-orang sekeliling saya. Biar bagaimanapun, suami saya kan karyawan juga. Jadi, saya mengibaratkan, sekarang ini saya sedang duduk di bean bag yang nyaman. Kalau saya terus-terusan duduk disini, bukan ga mungkin isinya akan peyot, lama-lama kempes dan keras, membuat saya tidak nyaman lagi. Jadi saya membuang sedikit rasa malas *kan kalo duduk di bean bag suka males bangun*, untuk membuat bean bag itu berubah menjadi spring bed yang sangat nyaman dan empuk, yang ukurannya besaaaar, biar di saat suami dan anak-anak saya ingin ikut merasakan keempukannya bisa sama-sama saya tiduran diatas spring bed tersebut :) mudah-mudahan ngerti apa yang saya maksud ;)

Selain itu, saya hidup kan bukan hanya dengan suami dan ke-3 anak saya. Saya masih punya orang tua, yang masih sehat kalo saya ajak umroh bareng2 atau saya ongkosin jalan-jalan ke luar negeri. Bukan cuma itu, saya masih ingiiin sekali membahagiakan mereka dengan banyak hal, yang saya yakin bisa saya dapatkan kalau saya serius menjalankan bisnis ini. Saya juga punya kaka, ade, yang walaupun mereka udah punya kehidupan sendiri, masih ingin saya bahagiakan. Belum lagi para keponakan, senang rasanya bisa memberi sesuatu yang mereka impikan.

Dengan menjalankan bisnis ini juga, membuat saya berani merancang masa depan yang jauuuh lebih baik. Kalau kemarin-kemarin saya dan suami hanya memikirkan untuk masa depan yang lebih baik buat ke 3 anak kami *biarin deh, sekolah dan masa depan cerah ceria ke 3 anak saya, jadi tanggung jawab suami *, saat ini saya merancang masa depan yang sangat baik buat kehidupan saya dan suami di masa tua kami. Pernah teman saya ketawa waktu saya bilang begitu..”hihihi...masih jauh kaleee” gitu katanya. Ga papa, sesuatu yang direncanakan dari jauh kan Insya Allah hasilnya akan jauh lebih baik juga. Saya bilang sama suami saya “Yang, dengan saya menjalankan Oriflame ini, Insya Allah nanti tua kita hepi, ga pusing sama urusan uang karena cuma ngandelin pensiun kamu. Ga usah nurunin style gaya hidup karena udah tua, kalo sekarang bisa ke mal kapan aja, ntar tua bisa naik haji tiap tahun, bisa umrah kapan aja, sesering yang kita mau. Kita punya rumah di salah satu negara Eropa *suami saya memilih Inggris, hihihi*, menikmati masa tua, dia bisa tetap nge-band, sambil sekali2 nunggu anak cucu datang berkunjung. Amiiin...” Saya bilang juga, itung-itung saya ‘bayar’ kelelahan dia dan tanggung jawab besarnya selama masih mampu bekerja untuk saya dan anak2. Suami saya sih cuma manggut-manggut sambil senyum-senyum. Tapi saya yakin dia mendukung, karena kalau saya pamit untuk prospek, dia selalu mengijinkan dan kemarin dia menawarkan netbook Acer Aspire 1 yang imut tapi keren itu untuk menemani saya presentasi menggantikan laptop yg dipinjamkan ke saya selama ini :)

Karena saya sangat happy menjalankan bisnis ini, membuat diri saya jadi lebih bersemangat dalam menjalani hidup. Hal itu baik sekali untuk anak-anak dan suami saya. Karena saya yakin banget, anak-anak yang diasuh oleh ibu yang bahagia, akan membuat mereka tumbuh menjadi anak-anak yang bahagia dan percaya diri. Begitu juga hubungan saya dengan suami, karena saya bahagia, saya bisa menempatkan diri sebagai istri sekaligus teman, sahabat, advisor, motivator, di saat dia membutuhkan someone to share with.

Wuuiihh...dimana lagi saya bisa cari bisnis kaya begini. Alhasil saya mulai melupakan alternatif2 kegiatan saya, saya hanya ingin fokus disini..ORIFLAME.

Jadiiii...buat yang masih suka nanya-nanya kenapa saya ngejalanin Oriflame, cerita panjang diatas itu adalah jawabannya...

Minggu, 15 Februari 2009

Kesempatan itu Sudah Ada


Setahun yang lalu, waktu pertama kali Teh Tia (Meuthia Rizky, diamond director-red) mengajak saya bergabung di Oriflame, bisnis Luar Biasa ini, saya langsung tertarik. Walaupun dalam perjalanannya, ternyata tidak semulus yg saya bayangkan. Awal-awal merekrut, saya bisa mendapatkan banyak orang yg tertarik bergabung. Dihitung2, saya mempunyai downline langsung di bawah saya ada sekitar 12 orang, tapi 10 mati suri...krn saya tidak follow up *blm ngerti kalo downline kudu dibina...sigh..:(* Belum lagi repotnya saya berdamai dengan keadaan saya yang mempunyai dua balita (3thn dan 18bln saat itu) ditambah lagi, 2bln bergabung di Oriflame kemudian hamil anak ketiga, dan suster yg mengasuh anak kedua saya resign, membuat saya sempat vakum untuk menjalankan bisnis ini. Tapi walaupun vakum, saya selalu punya niat yang besar: "saya pasti kembali dan fokus menjalankannya".
Ya! Sekarang saya disini, kembali dengan semangat baru. Terakhir datang ke BOP bulan September (kalau tidak salah), saya terlambat, tapi saya masih mendapat duduk di bagian tengah ruangan pertemuan Lotus JDC. Setelah itu saya "mati suri".....
Bulan februari saya mengajak donlen yang notabene sahabat saya yang mati suri jg, untuk datang menghadiri BOP. Ternyata tidak tersisa tempat duduk untuk kami berdua. Kami terpaksa berdiri. Kaget, melihat betapa penuhnya ruangan tersebut, penuh dengan orang-orang yg mempunyai semangat luar biasa. Tidak kalah kagetnya melihat begitu banyak wajah-wajah baru yg ternyata banyak juga saya kenal siapa mereka. Ada teman semasa di Tarki dulu, ada teman di London School, ada teman di milis. OMG! Mereka bergabung di bisnis ini dan semangat sekali. Ada yang baru 3bulan bergabung, levelnya bs melesat jauh diatas saya. Ya iyalah...orang saya kemarin2 ga ngerjain....
Saya berfikir, selama saya vakum, tidak mengerjakan Oriflame sama sekali, orang-orang baru tetap bermunculan, dengan semangat luar biasa. Begitu juga dengan upline saya, selama saya tidak mengerjakan oriflame, ia tetap semangat, ga ngaruh apapun buat dia. Jadi kesimpulannya, once kita sudah komit ingin menjalankan bisnis ini, masa depan dan hasilnya, kita yang menentukan, bukan upline, bukan downline, apalagi orang lain, lebih-lebih orang yang pernah menolak dan tidak mendukung kita.
Saya jadi benar-benar berfikir, kenapa saya sampai sempat menelantarkan bisnis ini? Padahal kesempatan itu sudah ada, bahkan besaaar sekali. Kalau mau dirinci, kesempatan besar buat saya itu adalah:
- saya diajak langsung bergabung di bisnis ini oleh Diamond Director yg punya penghasilan more than 30jt sebulan, saksi hidup, orang yang nyata-nyata sukses menjalankannya, dan yang ga kalah penting sudara sendiri :) *blio ini ponakannya suami saya*
- kalau melihat orang2 yang semangat jalanin sekarang ini, ga sedikit yg bekerja kantoran, yang pastinya waktu mrk terbatas. Sedangkan saya, full time mom, yang waktunya bisa lebih fleksibel. Repot memang, krn 2 anak saya msh balita dan saya punya bayi 3 bulan yg masih full ASI, tapi paling ngga manajemen waktunya bisa diatur sebaik2nya
- banyak yg menjalankan bisnis ini (ga usah jauh-jauh, beberapa downline saya saat ini) yang kalau mau prospek, bela2in naik kendaraan umum, entah itu angkot, bis ataupun taxi. Nah..saya, kemana2 Alhamdulillah bawa mobil sendiri pemberian suami, ga usah lama2 nunggu angkot, ga kehujanan, ga kepanasan. Prospek di selatan, timur, barat, utara, tinggal meluncur, kalo lagi bener2 capek dan banyak tujuan, saya bisa panggil supir freelance yg emang biasa saya pake.
- Belum lagi orang-orang di kehidupan saya, banyaaaak banget. Alhamdulillah saya punya banyak teman, kerabat, kenalan. Dari yang memang sahabat, teman kecil, teman kuliah, tetangga, istri2 teman suami, sesama orang tua murid di sekolah anak, dan lain-lain.

Dari kesempatan2 yang sudah ada pada diri saya, seharusnya udah ga ada alasan lagi untuk saya menelantarkan bisnis ini.
Jadi, saat ini saya sedang membangun keyakinan, semangat dan optimisme saya, bahwa SAYA PASTI BISA!!